Cerita petualangan kami ke wilayah
timur Indonesia, Pulau Komodo dan sekitarnya
Prolog
Wacana, ya perjalanan kami ini
awalnya hanya sebatas wacana yang hadir disela obrolan ringan ketika makan
siang sekitar bulan Oktober 2012.Perjalanan ini akan saya lakukan bersama teman
satu kantor saya, Ayal, perjalanan yang kami lakukan karena penasaran, ya
penasaran dengan keindahan Pulau Komodo yang digadang-gadang menjadi salah satu
keajaiban dunia ini.
Kami berencana untuk melakukan
perjalan sampai ke danau Kelimutu pulau Flores, kalau ditarik garis lurus
sekitar 2300 km dari kota Jakarta. Well jaraknya lumayan jauh, tapi kalau tidak
dicoba ya kita tidak akan pernah tahu apakah kita bisa melewati tantangan ini.
Kami yakinkan diri kami berdua bahwa kami mampu untuk kesana walaupun kami
belum pernah menempuh jarak sejauh itu menggunakan sepeda motor.
Day 1 (18
Juni 2013) Jakarta – Solo
Rencana awalnya kami akan berangkat
tanggal 17 Juni 2013, namun karena ada sesuatu dan lain hal perjalanan kami
undur menjadi 18 Juni 2013 subuh. Kami berdua menginap di kantor sehari
sebelumnya agar bisa berangkat lebih awal dan terhindar akan kemacetan jalur
pantura.
Sekitar pukul 4 pagi kami bersiap
berangkat dari kantor di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, diawali dengan doa
agar perjalanan kami lancar. Kami menempuh rute Kalimalang menuju Cikampek.
Keadaan jalan yang sepi membuat kami bisa memacu kendaraan kami, namun tidak
lupa untuk tetap waspada dengan truk dan bus malam yang seringkali lalai dan
tidak sadar kalau ada motor di sekitar mereka, disini saya baru sadar kalau
klakson saya tidak berfungsi. Cukup bahaya karena saya tidak bisa memberi
isyarat ke pengemudi lain ketika hendak mendahului.
Pukul 5.30 kami istirahat sejenak di
daerah Karawang sembari salat subuh di salah satu SPBU. Ya ketika mengendarai
sepeda motor usahakan agar selalu break ketika sudah menempuh jarak 100 km atau
2 jam perjalanan.
Perjalanan kami lanjutkan dengan
keadaan jalan yang lowong namun tetap harus waspada dengan kondisi jalanan yang
banyak lubang dan perbaikan jalan. Rasanya tidak asing di telinga kita, setiap
tahun sebelum lebaran kondisi jalur Pantura bisa dipastikan selalu rusak
apalagi sebelum lebaran. Ya sebagai warga Negara yang baik kita cuma bisa
pasrah toh. Nikmati saja perjalanan daripada pusing mikirin jalan yang rusak
terus ini. Hahaha.
Tidak terasa kami sudah tiba di kota
Indramayu, cacing di perut sudah bersorak meminta untuk diisi, kemudian kami
merapat ke salah satu SPBU sekalian mengisi bahan bakar. Setelah sarapan saya
melihat di seberang SPBU tersebut terdapat bengkel, tanpa pikir panjang saya
langsung menuju bengkel tersebut untuk memperbaiki klakson motor saya. Sedikit
trauma karena sebelumnya saya hampir kegencet truk yang tidak sadar akan
keberadaan saya dan ketika tanpa klakson ya hanya bisa pasrah.
Pukul 8.45 motor saya selesai
diperbaiki dengan target kota Semarang untuk makan siang. Namun target tinggal
target ketika beberapa kali kami terhambat perbaikan jalan dan antrian di
beberapa lokasi. Beberapa jembatan juga terlihat berlubang dan sedang dilakukan
perbaikan. Kami berharap semoga selesai sebelum lebaran agar arus mudik lancar.
Pukul 13.00 kami tiba di daerah
Pekalongan, karena perut tidak bisa diajak kerjasama kami memutuskan untuk
makan siang di Bebek Pak Slamet. Kami beristirahat cukup lama disini untuk
menurunkan suhu badan karena panasnya jalur pantura.
Perjalanan kami lanjutkan menuju
Semarang dengan cuaca yang sangat panas. Memasuki daerah Batang tiba-tiba turun
hujan deras, langsung kami menggunakan jas hujan. Hujan intensitas tinggi
tersebut tidak begitu lama, di salah satu jalur menurun Ayal berteriak,
“Pelangi.. Pelangi!!,”
Saya malah bingung dimana tuh
pelangi, yawes saya stop saja, ternyata bener ada di depan tuh pelangi, emang
ya kalau anak foto lebih jago melihat momen, kalau saya sih jago, jago minta
difoto. Hehehe
Dalam hati saya hanya bergumam,
“Terimakasih Tuhan kau beri hamba kesempatan untuk melihat keindahan
ciptaanmu,” hal ini berkali-kali saya ucapkan dalam perjalanan ini. Apa yang
membuat saya selalu berucap seperti itu nanti akan saya ceritakan.
Sekitar pukul 16.15 kami baru masuk
kota Semarang, lagi-lagi terhalang macet karena perbaikan jalan dan kepadatan
lalu lintas sepulang kerja. Saya mampir sejenak menemui orang tua saya yang
lagi ditugaskan di Semarang, sungkem minta restu.
Target awal pada hari ini harusnya ke
Tawangmangu, namun dikarenakan lelah dan lagi-lagi kami ketemu kepadatan dari
arah Semarang ke Solo, tujuan hari ini kami ubah ke kota Solo, lebih baik kami
istirahat karena perjalanan masih panjang.
Akhirnya kami tiba di kota Solo pada pukul 20.00, setelah berputar sedikit kami memutuskan untuk menginap di hotel Puspita, hotel beraksitektur lampau dengan fasilitas lengkap untuk ukuran hotel budget. Setelah membereskan barang-barang, kami parkir dan kunci motor dengan rantai biar aman.
Karena sudah kadung lapar tanpa mandi
kami menyeberang jalan untuk mencari makan dan memutuskan makan di warung
lesehan Bu Kus, di warung ini tersedia berbagai nasi jenis nasi goreng, saya
memutuskan untuk memesan Nasgor Mawut, sedangkan Ayal memesan Nasi Gongsong
ditambah Capcay. Kami kelaparan ternyata, dalam sekejap makanan tersebut sudah
pindah ke perut kami. Oia Nasgor Mawut adalah Nasi Goreng yang dicampur dengan
Mie Goreng. Setelah kenyang kami kembali ke hotel kemudian mandi. Tidur lelap
dan bermimpi apa yang akan kami hadapi besok dalam petualangan kami.