[S#NNDR2012 - Dieng] Day 2 – Kami Teruskan Perjuangan Mencapai Dieng

Masih dalam jalur pendakian menuju Dieng Plateau. Tempat dimana menjadi tujuan akhir dalam perjalanan hari ini. Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dataran tinggi Dieng berada pada ketinggian 2.093 m diatas permukaan laut. Dengan segala keunikan yang dimilikinya. Sudah tentu Dieng sangat layak untuk dikunjungi. Memang hal inilah yang membuat saya penasaran untuk datang kesini.

Lagi enak-enaknya nanjak, bro ari kemudian klakson-klakson campur panik karena bensinnya mau habis. Alamak!! Macam mana pula kau bang, tengah malam macam ini mau cari bensin dimana. Mulailah kami clingak clinguk cari penjual eceran yang membuka lapaknya. Wah pada tutup semua. Daripada keabisan bensin kami coba panggil-panggil salah satu penjual bensin dan beliau mau melayani. Selamatlah kami. Kalau gak kan mesti dorong. Hehehe


Sudah isi bensin perjalanan dilanjutkan dan tibalah di kawasan dieng plateau. Disini kebingungan mulai terjadi, sebenarnya posisi kemah itu dimana. Kami coba bertanya ke warga sekitar, mereka memberikan informasi posisi telaga cebong dimana. Baiklah kami ikuti tapi ternyata kami salah tangkap, harusnya lurus malah belok kiri dan itu jalanan satunya menuju wonosobo. Alamak. Untung cepat sadar dan ada warga yang keluar pada malam itu. Warga tersebut  memberikan informasi bahwa jalan yang kami lalui salah. Untung warga disini ramah-ramah jadi kami tidak merasa sendiri.

Putar balik lagi, di simpang tiga dimana kami salah jalan terus kami belok ke kiri menuju telaga cebong. Lagi-lagi kami bingung dan salah jalan. Coba liat-liat karena merasa salah, kami putar balik lagi.Kami coba lagi masuk ke kawasan perumahan. Sampai diujung jalan mulai berubah menjadi jalan tanah. Kami bimbang apakah jalan ini benar.

Berhenti sebentar sambil kasih lampu dim ke kawasan telaga cebong yang memang tidak terlihat. Tidak ada respon dari bawah. Waduh kami pikir kami salah jalan lagi. Tidak beberapa lama ada yang memberi tanda menggunakan senter dari bawah. Terus kami balas eh tanda tersebut hilang. Wah makin bingung nih.

Akhirnya kami membulatkan tekad menembus jalan tersebut. Jalan yang mengantarkan ke kawasan telaga cebong ke tempat berkemah. Memang kawasan telaga Cebong ini berada di kawasan Desa Sembungan yang merupakan desa tertinggi di pulau Jawa. Kebayangkan dinginnya seperti apa. Kalau saya sih bilangnya nikmat. Adem adem ayem :P.

Dan sampai juga setelah beberapa kali tersesat. Kami melihat tenda-tenda nusantarider yang telah datang lebih awal. Yang saya heran, bener-bener gak ada yang sadar dengan kedatangan kami. Padahal deru kendaraan kami cukup berisik. Yang terdengar malah suara dengkuran. Mungkin terlalu letih dalam perjalanan. Wkwkwk. Oke saatnya buka tenda bro murray. Pasang pasang akhirnya selesai sekitar pukul 3.00 pagi.


Berhubung perut keroncongan, cari pop mie dulu sambil nanya-nanya ke bapak-bapak yang membuka warung makan sederhana di kawasan ini. Ternyata beliaulah yang memberikan tanda menggunakan senter dari bawah tadi, memang jalan kesini agak membuat ragu. Info dari beliau, kalau mau melihat golden sunrise harus mendaki ke puncak sikunir sekitar pukul 4.00. Okesip, berhubung takut gak kebangun, geletakan aja di sekitar warung bapake minta dibangunin.

Tidur dulu :D

Pukul 4:00

“Bro bangun bro!” suara Ari mengejutkan saya dari lelapnya tidur.

Bro ari membangunkan saya dan bro angga yang sempat terlelap dalam tidur dan ternyata bro ari tidak tidur semalaman takut kesiangan katanya. Dengan keadaan setengah sadar dan peralatan seadanya. Bener-bener seadanya soalnya ane gak bawa senter. Bro ari di depan menggunakan senter dari hapenya. Langkah-langkah awal masih bersemangat karena ingin sekali melihat golden sunrise tersebut. Tapi lama-lama ngos ngosan juga. Ayo dilanjutkan petualangan ini. Kami terus menanjak kurang lebih 30 menit sampai juga ke puncak sikunir tempat dimana kita bisa melihat terbitnya sang matahari.
 

Sebenarnya jalur dari bawah ke puncak tidak terlalu ekstrim, hanya pendakian ringan dan memang sudah disiapkan jalurnya. Dasar saya aja yang sudah lama tidak olahraga jadinya ya begitu. Puncak Sikunir sudah ramai didatangi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Sedikit bangga melihat hal tersebut. Karena sedikit banyak berarti Dieng mulai dikenal dengan keindahan alamnya. Saatnya kita juga bergerak membantu memperkenalkan potensi wisata yang ada di negeri ini. Tidak usah bercita-cita terlalu besar, cukup perkenalkan dengan orang-orang disekitar kita.

Setelah mendapatkan posisi wuenak dan pas untuk foto-foto serta menikmati golden sunrise khas dieng ini. Kalau lagi ujian sering orang bilang “posisi menentukan prestasi”, sama halnya ketika di puncak Sikunir ini, karena ramai orang yang datang, terkadang sulit mendapatkan tempat yang pas.

Pukul 4:45


Matahari mulai muncul dari peraduannya. Sangat superb dan istimewa, karena di puncak ini kita dapat melihat deretan puncak pegunungan yang ada di pulau jawa. Ada merapi, semeru dan lain-lain serta yang paling penting keindahan terbitnya matahari disini luar biasa. Kalau gak percaya mari datang kesini.


Makin siang makin ramai yang datang. Mulai deh lirik-lirik kali aja ada yang cakep. (Kembali karena jomblo). Hahaha


Sinar mataharinya bagus menurut saya namun agak sedikit pecah karena cuaca yang kurang pas. Tapi tetep aja judulnya mantab surantab. :D 


Sudah puas menikmati matahari terbit saatnya turun kebawah kembali. Dan ternyata banyak juga bertemu nusantariders yang lain. Sambil kenalan dulu tentunya.

Perjalanan ke bawah bukit tidak terlalu berat seperti mendaki, tapi tetep harus hati-hati karena licin. Ada salah seorang ibu yang terpeleset karena jalan yang licin tersebut. Pokoknya hati-hati ya disamping kanan kirinya jurang. Alon-alon asal kelakon mas!


Sesampainya di bawah ngobrol dengan teman-teman yang baru bertemu terus ditawarin buat mandi dulu di penginapan v-brothers. Dengan senang hati, karena memang di telaga cebong masih kurang fasilitas mcknya. Mungkin inilah alasan mendasar NNDR2012 ini dilaksanakan untuk membantu masyarakat mendirikan MCK ini.
Sudah mandi terus ditawarin buat tidur dulu. Baiklah tidur sekejap.

Pukul 10:30

Terbangun sambil kaget, sepertinya karena letih perjalanan kemarin jadi terlena tidurnya. Tapi kalau sampe dieng tapi tidur aja kan sayang. Saya bangunkan bro angga kemudian saya ajak jalan-jalan ke kawasan candi arjuna. Foto-foto dulu


Setelah itu kejar target selanjutnya foto di kawasan gerbang dieng. Rasanya kayak belum ke Dieng kalau gak foto-foto disini.


Puas foto-foto saatnya kita merapat ke masjid. Kebetulan hari itu hari jum’at.


Pukul 12:30

Kembali ke penginapan v brother solo, terus kami makan bersama-sama di salah satu warung yang dibuka warga sekitar. Rasanya enak.
 

Perut sudah kenyang, masih ada waktu nih buat jalan-jalan sebelum acara #NNDR2012 dimulai. Telaga warna bagus juga nih. Akhirnya kami kesana. Telaga ini memiliki beberapa warna yang akan nampak jelas pada cuaca tertentu. Kalau ditanya bagus apa enggak. Saya bilang mah empat jempol. Luar biasa bro.

Selanjutnya kami ke telaga cebong, pusat acara #NNDR2012 sambil diiringi hujan. Perasaan sudah mulai gak enak nih. Jangan sampai acaranya ditunda.

Pukul 15:00


Tiba di telaga cebong, peserta diminta untuk registrasi terlebih dahulu. Masing-masing peserta mendapatkan kaos, pin, stiker, serta snack berupa kentang goreng dan kopi purwaceng. Kentangnya sendiri merupakan hasil produksi masyarakat sekitar yang dikenal kualitasnya terbaik, bentuknya besar dan nikmat saat dimakan. Sama halnya dengan kopi purwaceng ini, minuman khas dieng dan sangat terkenal karena jarang ditemui tanaman purwaceng ini.

Benar dugaan saya, hujan mulai mengguyur kawasan perkemahan telaga cebong tempat dimana acara akan dilaksanakan. Acara terpaksa ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Yasudahlah tidur saja di barak sambil ngobrol dengan beberapa rider yang lain

Pukul 19:00

Masih hujan dan tampak panitia kalang kabut karena cuaca kurang mendukung.

Pukul 20:00

Karena hujan tidak reda juga maka acara dialihkan ke barak yang di desain mirip dengan ruangan. Duduknya gimana kalau di barak? Ya di atas rumput dong. Menyatu dengan alam. Acara diisi dengan cerita Farid Gaban sang punggawa Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa. Ekspedisi ini dijalankan oleh dua orang yaitu Ahmad Yunus dan Farid Gaban menyusuri pesisir laut Indonesia.

Naik apa? Naik motorlah bro. Jangan bayangkan mereka menggunakan BMW GS1200 atau Ducati Multistrada. Mereka hanya naik Honda Win, genap 100 cc, yang hanya dimodifikasi sedemikian rupa dan tanpa lampu. Bayangkan kalau malam hari, mereka memilih untuk kemping saja.

Belum hilang kekaguman saya dengan dua punggawa diatas. Nongol lagi si hedonesia dengan dasi kupu-kupunya. Si hedonesia atau maman, merupakan seorang mahasiswa yang rada nekat, konyol dan koplak, karena apa. Dia pernah menjelajah pulau sumatera menggunakan motor nouvo tahun 2004 kalau tidak salah yang bahkan sebelum berangkat olinya kering. Memang luar biasakan. Hahaha.

Malam itu tawa kami pecah lantaran memang maman ini orangnya kocak. Acara dilanjutkan dengan pembagian doorprise kemudian dengan api unggun. Cukup lama panitia menyalakan api unggun tersebut karena kayunya sempat basah karena hujan yang mengguyur dari sore hari tadi. Di panggung utama ada penampilan tarian khas desa Sembungan. Merupakan tarian penyambutan kalau ada tamu, banyak dipengaruhi unsur Islam. Lagi-lagi saya berdecak kagum. Betapa sedikitnya pengetahuan saya tentang budaya di Indonesia.

Setelah rangkaian acara selesai saatnya untuk tidur. Saya niatkan tidur malam ini untuk dinikmati dan baru mau bangun pada pagi harinya.